“Kalau gak jualan nanti makan dan bayar kontrakan darimana nak???Bertahan sampai sekarang aja kakek sudah bersyukur, saya rela gak makan seharian supaya bisa nabung untuk bayar tunggakan kontrakkan”. ucap kakek dengan mata sendu.

Kenalkan, beliau adalah Njo Tjwan Hoo (71th) biasa dipanggil Kakek Ho, Seorang lansia pejuang nafkah di jalanan. Di usianya yang sudah tua, Kakek masih harus berjuang sendirian untuk jualan balon keliling di perempatan lampu merah di daerah kota surabaya.

Setiap hari, kakek berkeliling menawarkan balon-balonnya kepada setiap orang yang ia temui dan yang lewat dijalanan. Dari pagi sampai malam beliau berjalan menyusuri panas, dingin dan gelapnya jalanan. Sayangnya, balon-balon kakek sulit sekali laku. Orang-orang sering memandang Kakek dengan sebelah mata karena penampilannya. Sebelum berjualan balon kakek dulu bekerja sebagai tukang tambal ban, karena kondisi fisik yang sudah tidak sehat lagi kakek berhenti berkerja sebagai tukang tambal ban. Sekarang hanya pekerjaan ini yang bisa kakek lakukan di usia tuanya dengan tubuhnya yang renta.

Jika kaki dan tangannya sudah terasa pegal dan lelah, Kakek terpaksa berhenti untuk beristirahat sejenak di pinggir jalan. Namun bukan hal yang mudah bagi kakek di usianya yang semakin tua. Kaki dan tangannya yang renta sering sakit, tiba-tiba kebas dan bengkak. Penglihatan Abah pun sudah menurun. Tak jarang ia terpeleset atau tersandung hingga kakinya luka.

Balon yang kakek jual, bukanlah balon kakek sendiri. Ia harus membeli dulu baru kemudian dijual lagi. Setiap balon, Kakek hargai dengan harga 15-30 ribu tergantung bentuk dan ukurannya. Kakek hanya mengambil keuntungan 3 ribu saja dari setiap balon yang terjual. Tak jarang balon beliau tiba-tiba meletus karena terkena panas dan kadang juga bocor sendiri, yang mengakibatkan kakek harus menanggung banyak kerugian. Meski sering rugi, kakek tetap berjuang demi bisa mengisi perut tuanya dengan makanan.

Dengan keuntungan yang sangat sedikit, Kakek biasanya menggunakannya untuk membeli nasi tanpa lauk. Tak jarang pula Kakek terpaksa berpuasa menahan lapar seharian bila balon-balonnya tidak ada yang membeli.
“Sudah 2 hari ini balon kakek belum ada yang laku, kalau gak ada yang laku kakek biasanya puasa gak makan dulu nak, hanya minum air putih saja untuk mengganjal perut agar tetap terisi”-ungkap kakek Ho

Kakek Ho hidup sebatangkara, istrinya 4 tahun yang lalu telah meninggal dunia. Kini kakek hidup di kontrakkan sempit berukuran 2,5 x 2,5 meter yang atapnya bocor, ketika hujan turun kakek gak bisa tidur nyenyak takut tiba-tiba kejatuhan genting karena kayu di kontrakkannya juga sedah lapuk. Kakek harus berjuang sendiri dengan tubuh rentanya untuk bisa menyambung hidup.

Dalam setiap doanya, Kakek berharap bisa memiliki usaha sendiri di rumah karena kondisi kakek yang semakin tua dan tidak memungkinkan untuk berkeliling setiap hari.
***
Yuk bantu kakek Ho bisa makan dan hidup layak di masa tuanya?
Caranya mudah:
✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"
✨ Masukkan nominal donasi
✨ Pilih metode pembayaran:
Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit
Mari bersama kita temani hari tua kakek, dengan cara Klik tombol “Donasi sekarang!”.

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Sahabat Baik
2 bulan yang laluSemoga bapak di sehatlan selalu dan rejeki nya di lancarkan serta dagangannya di lariskan aamiin
Sahabat Baik
3 bulan yang laluMaaf kak cuma bisa ngasih segitu🙏🙏