Hujan deras kala itu mengguyur sekitar Kota.
Di bawah lampu merah, di antara mobil-mobil itu, terlihat seorang anak perempuan menjualkan tissuenya.
“Tissue, tissue, 4rb saja.” tawar anak itu.
10 menit berlalu, tissue di tangan mungil itu masih utuh.
Tak ada satupun yang berniat membeli tissue di tengah hujan.

Gadis kecil ini bernama Putri (12), seorang yatim yang duduk di kelas 5 SD.
Sudah 6 bulan ini Ayah Putri meninggal dunia akibat kecelakaan kerja.
Sejak saat itu demi keluarga yang dicinta, Putri relakan waktu bermain dengan teman-temannya.
Terpaksa Putri harus berjualan tissue di lampu merah untuk sesuap nasi.

Setiap hari selepas pulang sekolah, sekira pukul 1 siang hingga 5 sore, Putri mulai berjualan tissue.
Tak ada yang tahu berapa bungkus tissue yang akan terjual hari ini.
Apalagi di kalangan orang berkendaraan mewah itu mungkin sudah mempunyai tissue sendiri.
“Sehari terjual 8 bungkus itu sudah banyak, Kak. Tapi juga tidak selalu terjual. Mungkin dalam sehari saya bisa dapat 7-10 rb saja, Kak. Lebih banyak penolakannya sih, apalagi di mobil kan biasanya udah bawa tissue sendiri ya” ucap Putri.

Penolakan, rasa lelah, dan tak percaya diri mungkin sudah terlalu sering dirasakan Putri.
Namun, bagaimana lagi?
Putri tak mau dikalahkan oleh keadaan.
Jika tak ada pemasukan dari penjualan tissue, bagaimana Ia dan sang Ibu bisa membeli makan?

3 tahun terakhir ini Ibu Putri mulai sakit-sakitan.
Puncaknya saat Ayah Putri tiada, kondisi Ibu semakin parah.
Seperti sudah kehilangan arah dan tak lagi mengenal anak-anaknya.

Selama ini hanya Putri lah yang merawat Ibu.
Dari keuntungan sebesar 10rb per hari yang diperoleh dari jualan tissue, harus Putri sisihkan untuk beberapa keperluan rumah lainnya.
Putri takut jika nanti tak ada biaya, apalagi Ia mau naik ke SMP, apakah sekolahnya harus terputus begitu saja?
Apakah impian mulianya untuk menjadi dokter harus Ia kubur?
“Saya yakin Ibu saya bisa sembuh kembali. Saya juga percaya kalau doa Ibu juga bisa mengantarkan rejeki untuk anak-anaknya.”
Sahabat, mungkin kamulah jalan rezeki untuk Dik Putri. Mari bersama kita bantu agar Ia dapat mewujudkan mimpinya. Klik DONASI SEKARANG dan jangan lupa sebarkan kisah ini agar lebih banyak yang bisa membantu Dik Putri.
Terima kasih!
Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Belum ada doa sahabat baik, donasi sekarang dan jadilah orang pertama yang memberikan doa